MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
MANUSIA
A. Pengertian
Manusia
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa
yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda
dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu,
kalbu, dan sebagainya. Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi.
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai
makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies
primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah,
jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak,
remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak
penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik, afiliasi
sosio-politik-agama, hubungan kekerabatan dan lain sebagainya.
TANGGUNG
JAWAB
A.
Pengertian
Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang
tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran
akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung
jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan
makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang
besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam
konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia
merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat
nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jaminan
sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai
yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual
berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya
manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan
rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya).
Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila
ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya
juga muncul sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia
terhadap Tuhannya, manusia sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena
itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar
manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks
pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang
yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia
jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan
mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui
seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab adalah
orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan
kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban
merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka
tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.
Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap
orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya
dapat diadakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada
semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi,
sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh
kebahagiaan, karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya.
Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya,
jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia
tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama
yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan masalah tanggung jawab
adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap
pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk
berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap
adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan
terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala
sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman
atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala
perbuatannya.
B.
Macam-Macam Tanggung Jawab
Manusia itu berjuang memenuhi
keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia akan
menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam
usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan
yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal
jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
1.
Tanggung Jawab
Terhadap Diri Sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah
makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk
pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk
berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan
tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga
kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh
makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
2. Tanggung
Jawab Warga Negara Dalam Usaha Pembelaan Negara
Pada hakikatnya upaya pembelaan negara bukan hanya berkaitan
dengan mempertahankan negara saja, melainkan upaya memajukan bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, segala bentuk partisipasi yang member dampak positif bagi
keutuhan, kemajuan, kejayaan, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara,
merupakan wujud bela negara dari warganya.
·
Sebagai Anggota Keluarga
Upaya dari setiap anggota
keluarga untuk saling berbagi, saling mendukung, saling menolong, dan saling
mengasihi satu terhadap yang lain merupakan sikap yang dapat menciptakan
kerukunan dan keharmonisan dalam keluarga.
Hal ini akan mewujudkan
kebahagiaan lahir dan batin bagi keluarga tersebut. Kondisi keluarga yang rukun
dan bahagia ini merupakan wujud partisipasi mereka dalam menciptakan
ketenteraman dan kedamaian keluarga. Upaya menjaga ketenteraman dan kedamaian
keluarga ini sudah merupakan bentuk partisipasi dalam upaya pembelaan negara
dan lingkungannya.
·
Sebagai Pelajar
Pertisipasi dalam upaya
bela negara bagi pelajar dapat diwujudkan dengan cara belajar dengan tekun dan
penuh semangat untuk memperdalam iman dan takwa serta ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ketekunan belajar tersebut akan berhasil mewujudkan generasi yang cerdas,
beriman, bermoral, berwawasan luas, dan terampil untuk membangun bangsa dan
negara di masa datang.
·
Sebagai Anggota Masyarakat
Saling bantu,
tolong-menolong, tenggang rasa, dan menjaga keharmonisan hubungan, kerukunan
antar anggota masyarakat merupakan hal-hal yang dapat mewujudkan ketentraman
dan kedamaian dalam masyarakat. Kondisi yang tenteram dan damai dalam
masyarakat menimbulkan perasaan aman bagi masyarakat dalam upaya bela negara
dilingkungannya. Apabila kondisi masyarakat tidak rukun dan tidak aman, maka
stabilitas keamanan negara akan terganggu. Oleh sebab itu, kesadaran untuk
selalu menjaga keamanan lingkungannya merupakan bentuk bela negara di
lingkungan masyarakat.
C.
Pengertian Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada
hakekatnya adalah rasa tanggung jwab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh
untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran,
pendapat, ataupun tenaga sebagai perrwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang,
hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian bisa
disebut juga sebagai rasa tanggung jawab.Manusia merupakan makhluk ciptakan
Tuhan, sebagai manusia kita wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian tersebut
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan
tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
REFERENSI
Agus D, dkk. Kewarganegaraan SMP Kelas IX. (Jakarta:
Yudhistira, 2007)