Nama : Kukuh Pambudi
Kelas : 1IC09
NPM : 24413878
Pemuda
dan Sosialisasi
1. Pemuda
Seperti yang
kita ketahui bahwa pemuda merupakan bagian dari konsep-konsep yang selalu
dikaitkan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah nilai-nilai
moral. Hal ini berdasarkan dari pengertian ideologis dan kultular. Didalam
kehidupan masyarakat, peran pemuda dihadapkan kepada sebagai penerus cita-cita
dan perjuangan suatu bangsa serta sebagai sumber insan bagi pembangunan suatu
bangsa, kerena pemuda adalah suatu generasi yang pundaknya terbebani oleh
bermacam-macam harapan serta cita-cita, terutama dari generasi lainnya. Hal ini
dapat dimengerti karena pemuda merupakan generasi penerus, generasi yang akan
melanjutkan perjuangna dari generasi sebelumnya, generasi yang akan membangun
dan membawa bangsanya berada di puncak dunia. Selain memikul beban-beban
tersebut, pemuda dihadapkan oleh berbagai persoalan-persoalan yang diantaranya
kenakalan remaja, kecanduan obat-obatan terlarang, keterbatasan lapangan pekerjaan
dan masalah lainnya yang dapan membuat kehidupan masa depan mereka menjadi
suram dan kadang tidak berguna lagi bagi suatu komponen masyarakat. Pemuda
memiliki beberapa potensi-potensi yang sangat diharapkan oleh suatu bangsa
untuk menjadi bangsa yang maju dan bermoral, potensi-potensi tersebut
diantaranya adalah :
1.
Idealis
dan daya keritis
2.
Dinamika
dan kreatif
3.
Keberanian
mengambil resiko
4.
Optimis
dan penuh semangat
5.
Sikap
kemandirian dan disiplin murni
6.
Terdidik
7.
Keanekaragaman
dan kesatuan
8.
Patriotisme
dan nasionalisme
9.
Sikap
kesatria
10. Kemampuan
menguasai ilmu dan teknologi
Proses kehidupan
yang dialami pemuda tiap hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, serta
masyarakat memiliki pengaruh yang besar untuk dapat hidup di masyarakat. Prose
itu bisa dikatakan sebagai istilah sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung
semenjak usia anak-anak hingga mencapai titik kulminasi. Peran pemuda dalam
kegiatan sosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat kini menurun secara drastis.
Biasanya, kita melihat banyak pemuda ikut serta dalam kegiatan sosialisasi,
namun saat ini banyak pemuda lebih suka ikut dalam kegiatan hiburan didunia
maya dari pada dunia nyata.
2. Sosialisasi
Sosialisasi
menunjuk pada sebuah proses yang membuat setiap kegiatan manusia menjadi
selaras dalam setiap kehidupan yang dijalaninya di tengah-tengah masyarakat.
Sosialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran untuk mengenal
nilai nilai social yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat sehingga
terbentuk sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku masyarakat yang baik
dan bermoral. Menurut Koentjaraningrat, Sosialisasi adalah seluruh proses di
mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang,
berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang
hidup dalam masyarakat sekitarnya. Proses
pembelajaran dilakukan secara bertahap, perlahan tapi pasti namun
berkesinambungan. Proses pembelajaran berlangsung pada baberapa tahap
berdasarkan lingkungannya antara lain sebagai berikut:
1.
Keluarga
Pertama-tama
seorang anak mulai mengenal lingkungan di sekitar keluarganya, seorang anak
mulai mengenal anggota keluarganya mulai dari ibu, ayah, dan
saudara-saudaranya.
2.
Sekolah
Pendidikan di
sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat
berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.
3.
Teman
bermain
Teman bermain
mempunyai pengaruh besar dan peran yang kuat terhadap pembentukan kepribadian
seorang anak. Dalam teman bermain seorang anak akan bersosialisasi kepada
temannya.
4.
Media
massa
Media massa
sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Besarnya pengaruh media massa
sebagai proses pembelajaran ditentukan pada kualitas dan frekuensi pesan yang
disampaikan.
5.
Lingkungan
kerja
Lingkungan kerja
merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi
pembentukan kepribadian seseorang.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh
susunan kebudayaan dan lingkungan yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi
yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi
dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan
perkembangannya. Oleh
karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang.
Kedirian (self) sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap
diri sendiri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran
terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai
kedirian subyektif yang sulit dipelajari.
Sosialisasi
erat sekali kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu suatu
proses belajar seorang individu untuk belajar mengenal, menghayati, dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap sistem adat dan norma, serta
semua peraturan dan pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan
masyarakatnya.
3. Sosialisasi Pemuda
Melalui proses
sosialisasi, seorang pemuda akan mulai terbentuk cara berfikir, etika, sifat,
dan kebiasaan-kebiasaan dalam hidupnya. Dengan demikian tingkah laku seseorang
dapat dapat diketahui dan ditentukan melalui suatu proses sosialisasi. Dengan
proses sosialisasi seorang pemuda akan belajar, bagaimana ia untuk dapat hidup
ditengah-tengah masyarakat dan lingkungannya sebagai warga negara yang baik dan
bermoral. Dari keadaan sebagai pemuda yang belum tersosialisasi menjadi seorang
pemuda yang beradab dan bermoral. Dalam hal ini sosialisasi memiliki arti
sebagai suatu media pembelajaran bagi seseorang untuk dapat menyesuaikan
dirinya ditengah-tengah masyarakat sebagai warga negara yang baik. Jadi kita
sebagai seorang pemuda harus bersosialisasi kepada masyarakat, agar kita
menjadi pemuda yang memiliki sifat terbuka dan kita akan belajar bagaimana
untuk dapat hidup ditangah-tenagah masyarakat. Dalam melakukan sosialisasi kita
harus bisa memilih, mana yang baik untuk kita tiru dan mana yang tidak baik
untuk kita tiru karena karakter seseorang pemuda ditentukan dari cara dan
dimana ia bersosialisasi. Kita sebagai
pemuda merupakan harapan bangsa. Pemuda adalah pemilik masa depan bangsa.
Betapa mensyaratkan nilai yang melekat pada kata pemuda. Pernyataan menarik
tersebut memiliki konteks bahwa Indonesia adalah bangsa yang menemukan jejaknya.
Sosok seorang pemuda selalu terkait dalam peran sosial, politik, dan
kebangsaan. Itu dapat dipahami mengingat hakikat perubahan sosial politik yang
selalu dicitrakan pada seorang pemuda. Citra pemuda Indonesia tidak terlepas
dari catatan sejarah yang telah diukirnya sendiri.
Referensi:
http://pandanwulan.wordpress.com/